Sumbawa Besar (Sumbawasatu.com)- Tenaga Ahli (TA) Anggota DPR RI-Fraksi PDI Perjuangan, Amilan Hatta terus melakukan kerja-kerja sosial politik dengan bersilaturrahmi atau blusukan menyapa masyarakat Sumbawa. Hal ini dilakukan Milan sapaan akrabnya dengan menggandeng Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Kementerian Sosial (Kemensos) Republik Indonesia.
Dengan konsentrasi pada beberapa aspek kebutuhan masyarakat, termasuk kesehatan, Milan menjemput program dari Kemenkes berupa pemberian makanan tambahan (PMT) dengan sasaran Balita di sejumlah posyandu di wilayah kecamatan Moyo Hulu, Moyo Hilir, Moyo Utara dan Lape.
Sedangkan pembagian kursi roda dan alat bantu dengar (ABD) di sejumlah pasien yang membutuhkan di wilayah kecamatan Utan, Labuhan Badas, Sumbawa, Untir Iwes dan Moyo Hilir.
Saat ditemui usai penyerahan PMT Balita, Kamis (29/12) di Aula kantor Desa Lape Kecamatan Lape, politisi muda Banteng yang saat ini berkiprah di Badan Penelitian Pusat (Balitpus) DPP PDIP ini mengatakan, program penyaluran PMT ini adalah program aspirasi anggota DPR RI komisi IX dengan mitra kerja Kemenkes RI.
“Pemberian makanan tambahan kepada Balita dalam bentuk biskuit di sejumlah posyandu ini, sebagai ikhtiar kecil kami dalam upaya memperbaiki gizi Balita di Kabupaten Sumbawa. Ini adalah kudapan yang aman dan bermutu serta mengandung nilai gizi yang sesuai dengan kebutuhan sasaran (Balita),” jelasnya.
Selain itu, kata Milan, program penyaluran kursi roda dari Direktorat Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas, Kemensos RI adalah program sinergi dengan lembaga nirlaba dimotori oleh Milan dan teman-temannya yakni Lembaga Analisis dan Kajian Kebudayaan Daerah (LINKKAR).
“Semoga ke depan Kemensos bisa memberikan tambahan kuota lagi untuk memenuhi kebutuhan kursi roda dan ABD bagi yang membutuhkan di wilayah Kab. Sumbawa dan Kab. Sumbawa Barat,” ungkap mantan aktivis Presidium Pusat GMNI ini.
Ketika ditanya terkait obsesi menjadi wakil rakyat (DPRD) Provinsi NTB melalui kontestasi pemilu legislatif 2024 mendatang, Milan menegaskan, sejatinya menjadi wakil rakyat adalah kerja pengabdian bagi kesejahteraan rakyat.
“Saya setuju dengan pendapat para politisi senior bahwa kerja politik itu adalah ibadah, bila apa yang kita lakukan, apa yang kita berikan diberikan dengan tulus dan ikhlas, maka akan bernilai ibadah,” katanya.
Hal itu yang dipegang teguh oleh Milan, karena baginya, dalam ajaran ideologi Bung Karno yang dipegang teguh oleh kader PDI Perjuangan, bahwa pembelaan bagi kaum marhaen, kaum termarjinalkan, atau wong cilik istilah Ibu Mega sangat selaras dan memiliki kesamaan terhadap pembelaan bagi kaum duaffa dalam konteks agama Islam. Inilah makna politik itu ibadah yang disebut Milan.
Lebih lanjut, putra asli wilayah Paroso, Moyo Hilir ini kembali mengingatkan kepada para kader-kader muda PDIP dengan mengutip pesan Bung Karno bahwa menjadi wakil rakyat itu harus benar-benar menjadi penyambung lidah rakyat.
“Tidak bisa menjadi wakil rakyat kalau hanya melulu mengandalkan dana pokok-pokok pikiran (pokir) anggota atau dana aspirasi melalui APBD saja yang sangat terbatas. Dibutuhkan figur wakil rakyat yg mampu membangun komunikasi dengan pemerintah pusat melalui kementerian-kementerian sebagai penyelenggara teknis program pemerintah,” pungkas Milan.(SS)