Sumbawa Besar (Sumbawasatu.com)-
Pertumbuhan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Indonesia kian menjamur. Hal ini ditandai dengan hadirnya 8,71 Juta unit UMKM per tahun 2022 di seluruh Indonesia. Namun umumnya masyarakat belum cukup optimal dalam melakukan pemasaran, terlebih dalam hal branding atau pencitraan merk. Bahkan, tak sedikit pula yang belum memanfaatkan perkembangan media sosial untuk mengekspansi target pasar mereka.
“Dalam pembukaan kegiatan disinggung juga terkait potensi desa labuhan bontong yang sangat banyak, tidak hanya ada garam dan ebi (bahan terasi ) tetapi ada juga hasil pertanian yakni Ketela Rambat ( Ubi Jalar). Ubi jalar ini kami harap tidak hanya dijual dalam keadaan mentah tetapi harus menjadi sebuah produk olahan yang bisa meningkatkan tarif ekonomi masyarakat,” kata Wahyu Kurniawan Ketua KKL UNSA.
Pencitraan merk menjadi hal yang cukup krusial dalam pembuatan sebuah bisnis sebab hal tersebut perlu dilakukan untuk membangun citra produk, menarik konsumen baru, serta menjadi pembeda antara satu bisnis dengan bisnis lainnya.
Untuk itu, mahasiswa KKL UNSA Desa Labuhan Bontong berinisiatif melakukan pelatihan dan sosialisasi tentang pemberdayaan masyarakat melalui penguatan UMKM untuk masyarakat Desa Labuhan Bontong. Kegiatan yang berlangsung pada hari Minggu (03/9/2023) dengan narasumber Ibu Dr. Nila Wijayanti. M.si ( Dosen Universitas Samawa)
Kegiatan yang berlangsung selama kurang lebih 4 jam ini dibuka dengan pembawaan materi pentingnya Branding UMKM dan penjelasan mengenai foto produk rumahan, dilanjut dengan materi digitalisasi UMKM di marketplace Facebook, dan ditutup dengan Pelatihan Pembuatan Dodol Ubi.
Pada materi UMKM, dijelaskan bahwa pencitraan merk meliputi lima unsur penting, yakni logo, slogan, visi dan misi, nama produk, serta visual. Lebih lanjut, Narasumber menjelaskan bahwa logo dan slogan Perusahaan dapat diperoleh dengan mencari referensi terlebih dahulu dibarengi dengan hasil riset target pasar.
Tak hanya itu, Narasumber juga menjelaskan teknik memfoto produk secara rumahan dan hasil yang bagus.
Di akhir sesi, peserta diajak Membuat Olahan Dodol Ubi bersama. Dengan adanya sosialisasi dan pelatihan Tentang UMKM ini diharapkan masyarakat bisa memanfaatkan setiap potensi yang ada di desa Labuhan Bontong ini hingga memunculkan karakteristik dan keunikan pada masing-masing bisnis. (SS)