Sumbawa Besar (Sumbawasatu.com)-
Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi NTB, melaksanakan program Jumat Salam (Jumpai Masyarakat dan Selesaikan Aneka Persoalan Masyarakat) di Desa Moyo Mekar, Kecamatan Moyo Hilir, Kabupaten Sumbawa, pada Jumat, 3 November 2023. Dalam hal ini, DLHK menggunakan metode transek, salah satu tools (instrumen) dalam metode PRA (Participatory Rural Appraisial) atau pengkajian desa secara partisipatif.
Sebagaimana disampaikan Kepala DLHK NTB, Julmansyah, S.Hut, M.Ap, transek ini melakukan penelusuran dan penyusuran potensi-potensi desa baik sosial budaya, ekonomi dan ekologi.
Dari hasil diskusi dan penelusuran potensi desa, Tim DLHK menemukan potensi kelompok Saling Sakiki, kelompok ibu-ibu yang mengelola sampah plastik diiintegrasikan dengan posyandu.
“Dititik ini tim DLHK melakukan peragaan pengelolaan sampah organik menggunakan composter bag diskusi dibawa pohon Sawo yang sejuk membuat ibu-ibu antusias,” jelas Julmansyah.
Penelusuran berikutnya, lanjutnya, ke Reban Moyo atau Embung Moyo yang akan dijadikan sebagai tempat wisata lokal. Disini Tim DLHK bersama Kades Moyo Mekar dan ibu-ibu kelompok menanam bibit avokad di bantaran Reban Moyo. “Lokasi ini tiga bulan yang lalu sempat dilakukan Festival Reban Moyo dan lomba sampan,” ungkapnya.
Penelusuran selanjutnya di Sentra Tenun Tradisional Sumbawa UD. Karya Mandiri. Disini ada 15 penenun yang usia lanjut. Diskusi dari pewarna alami hingga rencana barcode di kemasan Sarung Tenun sebagai cara untuk membuat story behind the scen dari praktek menenun masyarakat Sumbawa.
Julmansyah berharap, Desa Moyo MekarĀ menjadi pionir pengelolaan sampah organik berbasis rumah tangga hingga terwujudkan sirkular ekonomi. “DLHK NTB siap membantu mengasistensi jika dibutuhkan oleh Pemdes Moyo Mekar,” pungkasnya.(ind)