Vietnam (Sumbawasatu.com)-
Pertemuan 4 tahunan para pegiat madu Madhu Duniya dilaksanakan tanggal 6 – 10 November 2023 di Vietnam. Agenda Madhu Duniya ini dilaksanakan 2 hari di Hotel di Ho Chi Min dimana forum para peneliti dan praktisi madu Asia berbagi pengetahuan dan pengalaman dari beberapa negara Asia.
Even Madhu Duniya ini selalu dihadiri oleh perwakilan Jaringan Madu Hutan Sumbawa (JMHS). Madhu Duniya kali ini dihadiri oleh generasi muda atau anak dari petani madu Desa Batudulang Sumbawa.
Kristijuswati, begitu dara ini dipanggil. Dara yang lahir di Desa Batudulang ini punya minat kuat belajar tentang lebah dan madu. Mengingat sejak kecil selalu melihat orang tuanya memanen dan mengemas madu hutan Sumbawa.
Kesempatan hadir di acara Madhu Duniya ini, dimanfaatkan dengan baik oleh Juswati ini, dengan belajar dari negara lain.
Hari terakhir Madhu Duniya dilakukan kunjungan lapangan ke lokasi peternakan lebah komersial A. cerana di provinsi Tien Giang Vietnam. Dimana Juswati belajar spesies Apis cerrana, lebah yang dibudidayakan di Bee-Keeping Site. Dimana memiliki koloni lebih kecil, satu koloni Apis cerana berisi sekitar 6 ribu hingga 7 ribu lebah pekerja. “Madu cerana disini sering disebut, coconut bee,” ujar Wati, dara yang sedang menyelesaikan S2 Agribisnis di IPB Bogor ini.
Pelajaran yang menarik dimana karena tempat dan wilayah budidaya lebah di perkebunan kelapa. Perkebunan kelapa dengan sistem irigasi dan penanganan yang baik menjadi tempat budidaya madu cerana. Terdapat lebih dari 100 stup yang di budidayakan dengan ukuran 40 cm x 30 cm.
“Mr. Leo sebagai Penasihat di Keystone Foundation dan Aadhimalai Pazhangudiyinar Producer Co, dengan pengalaman profesional selama 28 tahun beliau menjelaskan bagaimana cara budidaya madu cerana seperti jarak antar lebah, ukuran box, dan pola panen madu cerana,” ujar Wati menuturkan perjalanannya di Vietnam.
Mr. Leo memberikan pelatihan dan meningkatkan kapasitas anggota wirausaha sosial dalam penanganan HHBK secara berkelanjutan sebelum dan sesudah panen, serta memberikan nilai tambah pada madu dan lilin lebah. Dia sangat bersemangat dalam mengintegrasikan teknologi pedesaan ke dalam panen, pemrosesan, pengemasan, dan pengiriman hasil pertanian, dengan fokus pada mempromosikan pertanian pangan organik di masyarakat adat dan pedesaan di seluruh India, termasuk memfasilitasi sertifikasi organik PGS India secara nasional.
Cukup banyak pengetahuan dan pengalaman baru yang didapat oleh Juswati selama 5 hari hadir di Madhu Duniya di Vietnam ini. Semoga ilmu dan pengalaman ini bermanfataat untuk menjaga nama baik Madu Sumbawa.(R)