Penulis: Panji Satriawan, Mahasiswa Semester III Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Samawa (UNSA) Sumbawa Besar
Sumbawa Besar (Sumbawasatu.com)-
Pada zaman di mana teknologi informasi mengalami pertumbuhan yang pesat, seringkali kita terpaku pada kenyamanan mendapatkan akses informasi tanpa menyadari potensi risiko yang terkait dengan penggunaan teknologi ini, terutama dalam konteks pendidikan.
Saat ini, penggunaan teknologi dalam bidang pendidikan telah menjadi hal yang umum. Pendidikan dapat meningkatkan kualitasnya melalui adopsi teknologi yang ada. Artificial Intelligence (AI) menjadi salah satu teknologi yang sangat populer dalam dunia pendidikan saat ini.
Penggunaan kecerdasan buatan (AI) dalam bidang pendidikan telah diterapkan di beberapa negara dalam beberapa tahun terakhir dan terus mengalami perkembangan yang signifikan. Penggunaan kecerdasan buatan (AI) dapat mencakup penerapan berbagai teknologi seperti pendalaman mesin, asisten percakapan, realitas tertambah (AR), realitas virtual (VR), serta teknologi lainnya. Inovasi ini menghadirkan peluang baru dalam proses belajar di dalam dan di luar ruang kelas, sekaligus mengoptimalkan mutu pendidikan.
Pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) sebagai pendamping dalam sistem pendidikan tinggi berpotensi untuk meningkatkan efektivitas, keterpersonalan, serta keterlibatan mahasiswa secara signifikan. Namun, diperlukan upaya penelitian dan pengembangan yang lebih dalam untuk memahami secara menyeluruh bagaimana penerapan dan penggunaan kecerdasan buatan dapat mempengaruhi pembelajaran.
Dalam era kemajuan teknologi pembelajaran, kecerdasan buatan (AI) telah menjelma sebagai pendamping berharga dalam melaksanakan proses belajar-mengajar. Artificial Intelligence (AI), seperti ChatGPT, telah mengoptimalkan penggunaan teknik pencarian informasi dan pembelajaran, mempermudah akses data, dan memberikan tanggapan yang cepat terhadap pertanyaan pengguna.
Manfaat dari penggunaan AI tidak hanya dirasakan oleh mahasiswa, tetapi juga oleh berbagai golongan masyarakat.
Dalam mempersonalisasi proses belajar, diperlukan metode pembelajaran yang tepat, mengingat bahwa setiap individu dan siswa dianggap memiliki keunikan. Dengan pemanfaatan kecerdasan buatan (AI), siswa dapat mendapatkan interaksi dan arahan individu, yang secara besar-besaran meningkatkan keterlibatan dan motivasi mereka terhadap pelajaran.
Setelah itu, peningkatan kemampuan pengajar dapat dicapai dengan memanfaatkan teknologi AI. Teknologi kecerdasan buatan (AI) memiliki potensi untuk mengurangi tugas administrasi yang harus dilakukan oleh para pengajar, sehingga mereka dapat lebih memfokuskan perhatian mereka pada tugas pengajaran. Ini membantu meningkatkan efisiensi pengajar dan mempermudah komunikasi dengan siswa.
Penerapan pembelajaran seumur hidup atau life long learning dapat menjadi arah masa depan pendidikan dengan menggunakan teknologi AI. Perkembangan teknologi juga berdampak pada perkembangan sistem pendidikan. Dengan adanya AI, diharapkan dapat mendukung guru dalam tugas administrasi, memberikan rekomendasi yang berguna, serta meningkatkan pengetahuan siswa dengan menyediakan akses informasi yang lebih luas.
Meskipun memiliki dampak menguntungkan, penggunaan AI juga diakui memiliki efek negatif seperti tergantung pada teknologi, kesenjangan digital, dan kurangnya interaksi sosial.
Terlalu sering tergantung pada kecerdasan buatan dapat mengurangi kemampuan untuk belajar karena terlalu nyaman. Sama halnya dengan siswa atau mahasiswa, jika mereka menggunakan AI secara berkelanjutan, kemampuan mereka dalam berpikir analitis dan mengolah data menjadi semakin menurun.
Karena alasan ini, penting sekali untuk memiliki kesadaran dan mengambil langkah yang diperlukan dalam mengatasi efek negatif tersebut. Agar dapat mencapai keseimbangan yang optimal antara manfaat positif AI dan pengurangan dampak negatifnya, berbagai tindakan proaktif dapat dilakukan. Di antaranya adalah pengembangan pendekatan pengajaran yang fokus pada kemanusiaan, perlindungan data dan privasi, peningkatan pemahaman etika teknologi, pelatihan bagi para guru, integrasi AI pada beragam aspek pendidikan, penilaian secara berkelanjutan, serta kerjasama di antara berbagai disiplin ilmu.
Dalam era digital, AI dapat menjadi sumber daya yang efektif dalam meningkatkan kualitas pendidikan mahasiswa. Dengan menggunakan pendekatan yang cerdas, AI memiliki potensi besar untuk mendukung proses pendidikan dan menjadikannya lebih efisien. Hal ini memungkinkan kita mendapatkan keuntungan yang positif dari teknologi ini sambil mengurangi efek buruk yang ditimbulkan.(SS)