Sumbawa Besar (Sumbawasatu.com)-
Gelaran event Motocross Grand Prix (MXGP) di Sirkuit Samota, Kabupaten Sumbawa batal dilaksanakan pada Juni mendatang. Keputusan tersebut diambil atas pertimbangan efisiensi anggaran.
“Kita tunda (MXGP) di Sumbawa dengan pertimbangan efisiensi pembiayaan saja. Karena untuk logistik yang akan dibawa ke Sumbawa saja butuh biaya sekitar Rp 8 miliar,” kata Chairman Motocross Grand Prix (MXGP) Indonesia, Dr. H. Zulkieflimansyah saat melakukan silaturrahim dengan wartawan di Sumbawa pada Rabu, 29 Mei 2024 malam.
Meski di Kabupaten Sumbawa batal, namun untuk dua seri MXGP di Indonesia akan di laksanakan di Pulau Lombok. Kedua seri tersebut nantinya akan dilaksanakan di eks Bandara Selaparang. Sementara ini, kordinasi lebih lanjut dengan pihak terkait terus dilakukan.
“Itu yang menjadi alasan buat kami untuk melaksanakan dua seri itu di Lombok di tempat yang sama atas nama Efisiensi saja. Jadi gak ada pertimbangan yang lain lain,” terangnya.
Dr. Zul melanjutkan, dengan pelaksanaan dua seri di tempat yang sama, maka pihaknya bisa menghemat pembiayaan Rp10 hingga Rp15 Miliar. Zul pun tidak menampik keinginannya agar event tersebut tetap dilaksanakan di Sirkuit Samota.
“Jadi, bahwa itu atas nama Efisiensi saja. Mudahan tahun depan bisa dilaksanakan lagi di Sumbawa, kecuali ada yang mau nyumbang Rp15 miliar, bisa kita laksanakan,” ujarnya.
Dikatakan Dr. Zul, untuk mendapat kesempatan menjadi tuan rumah MXGP sangat tidak mudah. Karena banyak daerah lain tertarik seperti Semarang, Bandung, Jakarta, Bali, Bangka Belitung, Palembang, dan banyak daerah lain.
“Alhamdulillah dengan komunikasi yang baik akhirnya waktu itu Samota menjadi tuan rumah MXGP dua tahun lalu,” tambahnya.
Dia pun menegaskan, MXGP perlu dilakukan di Samota dengan melihat pengalaman Moto GP yang menjadikan Mandalika maju luar biasa. Bahkan ada pembangunan ada hotel bintang lima, fasilitas home stay dan lebih banyak dampak positif lainnya.
“Jadi, dengan banyaknya event internasional, runway bandara kita diperpanjang, listrik tidak pernah mati dan pelabuhan laut kita jadi lebih bagus dan lain lain,” ujarnya.
Dr. Zul pun tidak menampik, hampir setiap tahun panitianya merugi hingga Rp15 miliar. Namun risiko tersebut tetap harus diambil karena itu cara mempromosikan daerah terutama Samota yang paling bagus.
“Ketika mereka meng-upload di sosial medianya tentang Samota. Kalian lihat ada kepastian investasi sekarang. Sekarang perumahan banyak sekali. Kemudian runway bandara kita sudah dipertebal dengan harapan akan banyak pesawat berbadan lebar bisa mendarat di sini. Itu salah satu contoh kecil. Walaupun panitianya rugi, tapi eksternalitas positifnya banyak sekali,” ucap Zul.
Seraya menyebutkan, untuk menyelenggarakan dua event internasional besar sekali biayanya. Namun Dr. Zul memastikan tidak akan membatalkan event tersebut, karena Indonesia khususnya NTB satu satunya daerah di Asia yang menjadi tuan rumah MXGP.
“Kita menjadi satu-satunya daerah di Asia yang menjadi tuan rumah, sehingga event internasional seperti ini (MXGP) harus tetap kita laksanakan,” tukasnya. (ind/isn)