Home / Politik dan Pemerintahan

Selasa, 1 Oktober 2024 - 09:58 WIB

TGB PILIH SAUDARA ATAU SAHABAT? (Masa Nggak Paham!)

Oleh: _Muallif Majhul_

Memang seni politik itu makin menarik, manakala ada sedikit “kebimbangan” sebab kualitas calon yang sama-sama hebat, atau karena “arah pilihan” guru/panutan yang “belum diterima” hati kecil kita sebagai pemilik hak suara.

Hemat saya, dalam suasana batin seperti ini (saya rasa) yang sedang dialami oleh teman-teman di NWDI (tidak semua sih, karena jauh lebih banyak yang sudah yakin pilih Jilbab Ijo), atau minimal saya pribadi yang merasa demikian karena disebabkan sangat memanuti kehendak guru, Syekh TGB.

Memang secara struktural ketiga Calon Gubernur NTB ini adalah tokoh hebat di NWDI. Umi Rohmi Ketum PP. Muslimat, Dr. Zul (akrab disapa DZ) Ketua Dewan Pakar, dan Mamiq Iqbal Ketua IV tingkat PB. Syekh TGB pada posisi ini sudah bijaksana untuk harus “bermain” (berposisi) cantik. Kita yang jamaah, _masa nggak paham!_

Oke, kalau begitu coba sejenak kita menimang dan menimbang kekuatan magnet calon, khususnya Cagub Umi Rohmi (sebagai saudara) dan Cagub DZ (selaku sahabat) Syekh TGB. Mengapa Umi diperhadapkan hanya sama DZ? Karena Mamiq Iqbal mampu mandiri, sementara yang satu ini tak sanggup berdiri sendiri. Hiii…

Karena itu, menarik kalau sejenak kita menimbang-nimbang sejauh mana kekuatan tarikan (simpati) Syekh TGB ke salah satu Cagub (Umi Rohmi dan Bang DZ) sebab persaudaraan dan sebab persahabatan.

BACA JUGA  Tahun 2024, Dislutkan Sumbawa Terima Bantuan Sarpras

*Kuatnya Sisi Persaudaraan:*

*1.* Syekh TGB sebagai tokoh agama, ahli tafsir, dan kelas intelektualnya sudah mendunia. Ketokohannya di bidang agama di level nasional sudah biasa sepanggung bersama Prof. Quraish Shihab bahkan Grand Syekh Al-Azhar Syekh Ahmad Thayyib. Apa dengan kealiman beliau ini sampai hati akan meninggalkan saudara? *Tidak mungkin!*

*2.* Syekh TGB, kata dan sikapnya di bidang politik sudah menjadi rujukan di tingkat nasional, dan pendapatnya memiliki hentakan hebat juga, sama seperti hentakan tokoh-tokoh nasional sekaliber KH. Said Aqil Siradj, Prof. KH. Haidar Nasir, dan Prof. Din Syamsuddin yang kebetulan “seringkali memberi sinyal pilihan politik”.

Apakah ketokohan Syekh TGB sehebat ini masih diragukan akan tidak bisa bermain cantik berupa; *_”Boleh saja mensupport sahabat, tapi hati dan pilihan tetap saudara. Kalau bukan saudara siapa lagi?”_*

*3.* Dari tiga Cagub NTB ini, Syekh TGB punya satu calon yang beliau seayah-seibu, sesama saudara kandung, teman ia pernah merasakan pahit manis – sepiring, serumah dan seperjuangan. Apa _muungkiiin_ masih sampai hati beliau membiarkan saudara? Sementara realitanya pun, Zuriat Maulana di Pancor _alhamdulillah_ masih tetap bersatu selama ini.

*_”Masa nggak paham-paham!”_* Kata Syekh TGB di Mandalika.

*Plus-Minus Sisi Persabahatan:*

*1.* Rupanya yang paling diandalkan Pak DZ dari Syekh TGB adalah “kedekatannya” sebagai sesama sahabat. Yang kebetulan ceritanya, diklaim sedari keduanya masih satu gedung di Senayan. Kedekatan semacam “politis”.

BACA JUGA  Naik 7,56 Persen, UMK Sumbawa 2023 Segera Diusulkan ke Gubernur

Berarti TGB akan mengkhianati teman yang dibangun atas dasar politis? Tidak begitu juga sih, tapi saya yakin tidak akan digadai persaudaraannya atas persahabatan yang dibangun atas pondasi itu.

*2.* Kalau pun kita mengiyakan persahabatan Pak DZ dengan Syekh TGB yang dekat, tapi dari sisi manfaat, siapa yang diuntungkan selama ini? Bukankah Dr. Zul yang diamanahi sebagai Gubernur NTB satu periode, sejauh mana ia mengeksekusi kebijakan-kebijakan warisan TGB yang punya geliat hebat.

Di mana cerita Pariwisata Halal dan keberlanjutan pembangunan Islamic Center?

Di mana suara nyaring Program Bumi Sejuta Sapi (BSS) dan program lainnya?

Dalam konteks ini, saya yakin Syekh TGB akan berpikir ulang untuk menambatkan pilihannya ke Pak DZ, terlebih dari tiga kontestan masih ada saudaranya sendiri, saya yakin beliau pilih kakak kandungnya.

Demikian kira-kira timbang-menimbang arah pilihan Syekh TGB, yang boleh jadi dibilang subjektif, tapi inilah sedikit alasan yang saya rasa logis. Bukankah saudara nomor satu dan sahabat nomor dua?

*_”Masa nggak paham-paham!”_* Kata Syekh TGB di Mandalika.

Simpulan. Dari Syekh TGB kita belajar seni politik. *_Junjung saudara tanpa menginjak kaki sahabat!_*

_Wa Allah A’lam!_

Share :

Baca Juga

Politik dan Pemerintahan

Imigrasi Sumbawa Buka Layanan Paspor Merdeka di KSB

Politik dan Pemerintahan

Berhasil Terapkan Sistem Merit, Sumbawa Terima Penghargaan dari KASN

Politik dan Pemerintahan

Peringati Harlah ke-25, DPC PKB Sumbawa Nyatakan Siap Laksanakan 6 Diktum Cak Imin

Politik dan Pemerintahan

Rohmi-Firin Siap Daftar ke KPU

Politik dan Pemerintahan

Pemda Sumbawa Sampaikan Master Plan Pembangunan Samota Sport Center ke Pusat

Politik dan Pemerintahan

Kapal RS Apung PDIP Laksamana Malahayati Gelar Pengobatan Gratis di Kabupaten Sumbawa

Politik dan Pemerintahan

Wakil Ketua 1 DPRD Kabupaten Sumbawa Mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1444 H

Politik dan Pemerintahan

Di Depan Ribuan Relawan, Ummi Rohmi: Kita Menangkan Kontestasi dengan Cara Santun dan Terhormat
error: Content is protected !!