Home / Politik dan Pemerintahan

Sabtu, 5 Oktober 2024 - 20:27 WIB

Rohmi – Firin Siapkan Program Khusus untuk Kader Posyandu, Pegawai Kontrak dan Guru Honorer

Sumbawa (Sumbawasatu.com)-

Para Kader Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), pegawai kontrak dan guru honorer mendapat perhatian khusus dari Pasangan Calon Gubernur – Wakil Gubernur NTB Nomor 1, Hj Sitti Rohmi Djalilah – HW Musyafirin (Rohmi – Firin).

Duet calon pemimpin NTB yang memuncaki tingkat elektabilitas dari dua kompetitor lainnya di Pilkada NTB (sesuai hasil survey Poltracking Indonesia) itu, menyiapkan program khusus untuk kesejahteraan kader Posyandu dan pegawai kontrak serta guru honorer.

Calon Wakil Gubernur, HW Musyafirin (Haji Firin) di semua titik kampanye di seluruh wilayah Pulau Sumbawa menjelaskan, Kader Posyandu memiliki peran sangat strategis dan beban kerja yang berat. Para kader Posyandu menjadi ujung tombak pelayanan untuk pemenuhan hak-hak dasar masyarakat di bidang kesehatan.

Ia menjelaskan, Calon Gubernur Hj Sitti Rohmi Djalilah (Ummi Rohmi) merupakan inisiator Posyandu Keluarga. Karenanya, salah satu program unggulan Rohmi – Firin adalah mengurus masyarakat sejak dalam kandungan, bayi balita, anak-anak, remaja, dewasa, Lansia hingga meninggal dunia lewat Posyandu Keluarga.

BACA JUGA  Polres Sumbawa Barat Bersama TNI Salurkan Bansos di Kawasan Pelabuhan

“Jadi Pemerintah wajib memperhatikan kesejahteraan kader Posyandu. Berapa insentif yang ibu dapat sebagai kader sekarang?,” tanya Haji Firin kepada para kader Posyandu di semua titik Kampanye di Pulau Sumbawa.

“150 ribuuu.. itupun dibayar per empat bulan,” ujar Kader Posyandu di Lingkungan Raberas Kelurahan Seketeng, Sumbawa.

Di wilayah lain, bahkan ada kader Posyandu yang menjawab diberikan insentif Rp 100 ribu per bulan.

“Miris.. di KSB insentif kader Posyandu 350 ribu per bulan. Setiap Posyandu diberi dana operasional 50 juta, alat prasmanan lengkap, kursi dan terop serta sound system portable. Mau ibu-ibu seperti itu?,” tanya Haji Firin lagi. “Mauuuuuu….,” jawab kader Posyandu serentak.

“Bagaimana caranya?. Coba kasitau mereka…”. “Coblos nomor satuuuuu…” jawab warga gemuruh.

Demikian pula untuk pegawai kontrak pemerintah daerah dan guru honorer. Dalam silaturahmi dengan Komunitas Pendeta dan Ummat Kristiani di Pulau Lombok pada akhir September lalu, seorang Guru Agama Kristen berstatus honorer curhat tentang insentif yang diterima per bulan. Ia menjelaskan jumlah insentif itu ditentukan dari jumlah jam mengajar. Karena jam mengajar minim, ia hanya menerima per bulan sebesar Rp 200 ribu.

BACA JUGA  Presiden Jokowi Resmi Luncurkan Golden Visa

Menanggapi hal itu, Haji Firin mengatakan salah satu kendala yang menjadi penyebab minimnya insentif guru honorer adalah status SK. Kebanyakan SK yang dipegang oleh mereka adalah SK kepala sekolah atau SK Ketua Yayasan dan SK kepala dinas bagi pegawai kontrak.

“Di KSB SK guru honorer dan pegawai kontrak diteken Bupati. Pemimpin wajib mengambil alih karena ini berhubungan langsung dengan pemenuhan hak dasar. Honornya minimal 1,2 juta per bulan. Mau kita terapkan seperti itu di NTB?…

“Mauuuuuuu…’ jawab warga serempak. “Ibu-ibu coba kasitau bapak-bapak bagaimana caranya..”. “Coblos nomor satuuuuuu….” jawab warga gemuruh.(ind/r)

Share :

Baca Juga

Politik dan Pemerintahan

KPU Sumbawa Ajak Stakeholder Sukseskan Pemilu 2024

Politik dan Pemerintahan

Kabupaten Sumbawa Raih Penghargaan Pandu Negeri 2024

Politik dan Pemerintahan

KPU dan PWI Sumbawa Tandatangani Perjanjian Kerjasama 

Politik dan Pemerintahan

Luncurkan Bantuan Pangan CBP 2024, Bupati Sumbawa Harapkan Jadi Penopang Ekonomi dan Kesejahteraan Masyarakat

Ekonomi dan Bisnis

Jasa Raharja Turut Dorong Pemilik Motor Patuh Membayar Pajak

Politik dan Pemerintahan

Setelah Bupati, Kakanim Sumbawa Kunjungi Kapolres dan Dandim Sumbawa Barat

Politik dan Pemerintahan

Constatering Mengacu pada Gugatan Perkara yang Ditolak Pengadilan

Politik dan Pemerintahan

Bupati Tegaskan Perkuat Strategi Percepat Vaksinasi Booster
error: Content is protected !!