Sumbawa Besar (Sumbawasatu.com)-
Pemerintah Desa Bale Brang, Kecamatan Utan, Kabupaten Sumbawa, mengandeng Lembaga Olah Hidup (Loh), Indonesia untuk Kemanusiaan (Ika) dan Climateworks Foundation (CwF) melalui program Pundi Hijau melakukan upaya segera untuk meningkatkan ketahanan air secara terpadu dan berkelanjutan dan mitigasi dampak perubahan iklim di wilayah setempat.
Setelah melakukan workshop memperkuat stabilitas ketahanan air beberapa Minggu yang lalu, pada Selasa, 29 April 2025 melakukan aksi penanaman bersama untuk melestarikan sumber mata air. Kegiatan ini diikuti oleh warga dari kalangan pemdes, petani, nelayan, perempuan, pemuda, Babinsa dan Babinkamtibmas.
Menurut Direktur pelaksana Lembaga Olah Hidup (LOH), Yani Sagaroa, kegiatan ini merupakan salah satu bentuk aksi iklim yang mesti diperkuat. Sebab, melihat secara umum kondisi ekologi di Sumbawa dalam 10 tahun terakhir terus saja memburuk, deforestasi dan degradasi lahan semakin meluas.
Penyempitan areal hutan dan berkurangnya tutupan lahan diakibatkan oleh beberapa faktor, diantaranya maraknya investasi tambang, tambang illegal, illegal logging dan konversi hutan menjadi lahan pertanian/perkebunan.
Dengan kondisi ekologi yang kritis bertautan dengan paparan perubahan iklim yang sedang melanda, berakibat pada semakin tingginya temperature, menyebabkan kekeringan saat musim kemarau.
Tingkat temperature yang semakin tinggi, sehingga menyebabkan terjadi kekeringan saat kemarau. Saat musim hujan bencana hidrometeorologi selalu datang, seperti banjir longsor, erosi, abrasi dan sedimentasi selalu menjadi ancaman dan resiko bencana bagi masyarakat.
“Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk aksi iklim yang mesti diperkuat, partisipasi aktif semua kalangan di desa seperti ini adalah sebagai ikhtiar Bersama untuk pelestarian fungsi ekosistem dan ketahanan air, dan sekaligus kegiatan ini mengisi kolaborasi Bersama dalam peringatan Hari Bumi tahun 2025 ini,” ujar Yani.
Kades Bale Brang, Iskandar, menyampaikan, kegiatan penanaman bersama ini merupakan tindak lanjut dari workshop memperkuat stabilitas ketahanan air yang telah diselenggarakan pada tanggal 12 – 13 April 2025 yang lalu. “Hari ini kami bersama warga melakukan aksi penanaman bersama untuk pemulihan ekosistem daerah resapan air disalah satu sumber mata air di desa kami. Kami menanam beberapa jenis tanaman seperti alpukat, Aren, kemiri dan mahoni,” jelasnya.
Setelah kegiatan ini, lanjut Iskandar, pihaknya akan melanjutkan penanaman di bantaran sungai dan pesisir. Ia menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung kegiatan ini. “Kami atas nama pemerintah desa menyampaikan terima kasih yang mendalam kepada Loh Sumbawa, Ika dan CwF atas support dan dukungannya dalam kegiatan ini,” pungkasnya.(ind/r)